CATATAN AKHIR KULIAHKU
CATATAN AKHIR
KULIAHKU
Tak terbantahkan
lagi bahwasanya saat ini pendidikan tinggi seperti merupakan keharusan bagi
setiap orang untuk mengenyamnya. Setelah pemerintah mewajibkan pendidikan dasar
12 tahun dari yang semula 9 tahun. Maka dari itu setiap orang tua maupun anak
ingin mengenyam pendidikan lebih dari itu yaitu meneruskan ke jenjang
pendidikan tinggi. Setiap orang tua maupun anak tentu menginginkan gelar
sarjana maupun magister dan jenjang-jenjang lain diatasnya. Maka dari itu
mereka mempersiapkan jauh-jauh hari untuk itu baik dari segi
akademis,mental,bahkan finansial.
Sebagai anak yang
dibesarkan dari keluarga yang tidak berasal dari pendidikan tinggi saya juga
merasa tidak ada niatan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi setelah
lulus SMA. Karena sejak saya remaja saya mempunyai cita-cita sebagai seorang polisi.
Dengan itu saya berfikiran setelah lulus SMA saya akan mengikuti tes seleksi
calon bintara Polri. Segala persiapan pun juga saya lakukan pada saat itu mulai
fisik,mental,dan juga sering bertanya-tanya kepada rekan maupun saudara yang
telah menjadi polisi. Dan tidak ada di benak fikiran saya sedikitpun untuk
kuliah.
Namun pada saat
saya kelas IX (sembilan) SMA saya mendapat “tiket” dari sekolah untuk mengikuti
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri jalur Undangan pada waktu itu. Yaitu salah satu jalur masuk perguruan
tinggi negeri tanpa tes. Sekolah memberikan “tiket” ini setelah melakukan
seleksi terlebih dahulu kepada semua siswa kelas IX dengan mengacu kepada rapor
mulai kelas 7 semester 2 hingga kelas 9 semester 1. Saya tidak menyangka
mendapatkan kesempatan ini karena dibenak saya tidak terfikirkan untuk kuliah.
Saat itu pun saya bingung harus bagaimana dan memilih fakultas atau jurusan apa
yang tepat. Akhirnya saya berkonsultasi dengan orang tua. Saya pun memutuskan
memilih Universitas Airlangga sebagai pilihan pertama (Ilmu Hukum & Ilmu
Pengairan) dan Universitas Jember sebagai pilihan kedua (Ilmu Hukum &
Sistem Informasi).
Hingga akhirnya
tiba di suatu hari dimana pada saat itu pengumuman kelulusan ujian nasional
tingkat SMA diumumkan. Syukur Alhamdulillah saya dinyatakan lulus ujian
nasional dengan nilai yang juga lumayan bagus. Sore harinya pengumuman SNMPTN
Jalur Undangan juga diumumkan. Saya pun coba mengeceknya melalui handphone pada
waktu itu. Tak disangka tak dinyana website snmptn pada waktu mengucapkan
selamat kepada saya yang dinyatakan lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri
jalur undangan di Fakultas Hukum Universitas Jember. Perasaan saya campur aduk
antara bahagia dan bingung karena hal ini tidak ada di bayangan saya
sebelumnya.
Akhirnya saya pun
melakukan registrasi awal di Universitas Jember dengan segala persyaratannya
dan akhirnya Kartu Tanda Mahasiwa (KTM) di tangan beserta jas almamaternya dan
saya pun sah menjadi Mahasiswa Baru Universitas Jember Tahun 2012. Oh ya
sebelum itu mengenai cita-cita saya sebagai polisi saya mengikuti tes Akademi
Kepolisian (Akpol) Tahun 2012 tepatnya tidak lama setelah ujian nasional dan
sebelum pengumuman kelulusan. Hasilnya saya gagal di tahap awal yaitu tes
kesehatan. Entah apa yang tidak sehat dalam diri saya,hehe. Saya ingat betul
betapa sedihnya saya pada waktu ketika pengumuman di Polda Jatim dengan suasana
rintik hujan sekitar pukul 7 malam. Akhirnya saya tidak bisa mewujudkan impian
saya sendiri. Tapi di sisi lain saya berfikir realisitis bahwa masuk Akademi
Kepolisan memang susah dibanding Seleksi Calon Bintara Polri.
*MAHASISWA BARU
Banyak anak
bersemangat menyambut hari pertama kuliah sebagai mahasiswa baru. Justru itu
yang tidak terjadi pada diri saya. Sebab pada saat itu hari pertama masuk
kuliah berbarengan dengan pengumuman tes salah satu sekolah ikatan dinas
(IPDN) yang saya ikuti. Pada saat itu
saya mengikuti tes sudah memasuki tahap akhir yaitu tes akademik sebelum tes
pantukhir. Hasilnya saya gagal pada saat pengumuman kelulusan tersebut. Saya
pun galau pada hari itu dan tidak masuk kuliah pada hari pertama. Saya
menyendiri di kost dan menelpon orang tua dirumah. Orang tua pun memberi semangat
untuk menguatkan diri saya. Seminggu kemudian kuliah mulai aktif, sebagaimana
mahasiswa lain saya semangat menyambutnya sebagai mahasiwa baru. Di kelas pun saya
aktif dan antusias mendengar dosen menerangkan di depan sembari mencatat setiap
perkataan dan penjelasan yang dirasa penting untuk dicatat. Begitu juga dengan
segala aktivitas dan kegiatan-kegiatan kampus yang sanagat menarik dan antusias
untuk diikuti sebagai mahasiswa baru. Satu semester pun berlalu, hingga
akhirnya IPK pertamaku keluar. Alhamdulillah IPK awal tidak jelek-jelek amat
masih diatas tiga koma. Start yang bagus untuk memulai perjuangan sebagai
mahasiswa di fakultas hukum.
Sementara itu
kehidupan di kost sebagai mahasiswa baru menjadi sangat lugu. Awal menjalani
kehidupan sebagai anak kost susah-susah gampang dengan harus beradaptasi dengan
teman satu kost dan kegiatan-kegiatan keseharian yang tentu berbeda dengan
kehidupan dirumah sebelumnya. Mulai dari masak sendiri, cuci baju sendiri,
hingga cuci piring sendiri. Hingga lama kelamaan saling kenal dengan teman kos
lainnya dan mulai mengenal juga dengan kota Jember sebagai kota perantauan.
*MAHASISWA PERTENGAHAN
Di fase ini sudah
bisa dibilang mahasiswa semi senior karena sudah tau seluk beluk kampus dan
kehidupannya. Di fase ini juga dimana fase sebagai mahasiswa merasa lelah dan
pengen nikah aja. Ya, karena serangan tugas yang bertubi-tubi, ngeladenin dosen
dengan beragam karakter, serta IPK yang kadang naik turun. Semangat seperti
mahasiswa baru di awal pun praktis tidak nampak. Males kuliah, kuliah
ogah-ogahan, kebiasaan bangun siang dan banyak mainnya. Sebagai mahasiswa
semester 3 keatas tugas mulai numpuk dan kadang sering berbarengan dengan tugas
yang lainnya,biasanya jika mendekati jadwal UTS/UAS. Disitu tugas mengantri
seperti antrian orang di SPBU pas BBM langka. Disitulah status saya sebagai
mahasiswa pengen nyerah aja. Hehe.
Sementara itu
kehidupan kita di kost sudah seperti mahasiswa paling senior terlebih penghuni
lain rata-rata merupakan adek angkatan dan memanggilku “mas”. Wah udah seperti
sesepuh kost aja. Sementara itu kehidupan di kost pun tidak jauh berbeda dengan
di kampus yang ogah-ogahan. Sebagai mahasasiwa semester pertengahan ini juga
tidak sama seperti sebagai mahasiswa baru dulunya. Kebiasaan mandi malam hari,
pulang malam hari, tidur di kost temen, ngopi sampe larut malam, ngegame sampe
pagi dan bahkan sampe gangguin temen kamar kost lain yang udah tidur dengan
suara berisik akibat main game. Disisi lain kebiasaan positif juga dilakukan
oleh saya seperti rutin latihan futsal setiap hari Senin dan Rabu di kampus
dengan teman-teman UKM yang sudah seperti keluarga sendiri. Itulah kebiasaan
yang sering dilakukan di tengah ruwetnya pikiran menghadapi dosen dan tugas di
kampus.
*MASA-MASA KKN
Hingga tiba
akhirnya pun saya di penghujung semester 7 memasuki semster 8 tepatnya di Bulan
Januari 2016. Dimana saya menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Salah satu Desa
terpencil di Kabupaten Situbondo. Ya,Desa itu bernama Desa Kayumas. Untuk
menuju ke Desa ini anda harus melewati perbukitan yang di bawahnya jurang yang
mematikan. Signal telpon seluler pun praktis tidak ada kecuali di area-area
tertentu. Bahkan di sebagian Dusun masih ada yang belum tersentuh aliran
listrik PLN. Jalanannya pun sebagian besar masih batu dan tanah. Dan jika musim
hujan tiba semakin parahlah kita untuk mengaksesnya. Dan saya merupakan korban
yang sering jatuh mengendarai motor di tengah sulitnya jalanan di desa ini.
Tetapi alhamdulillah tidak terjadi cedera yang serius dan Allah masih
melindungi saya.
Akan tetapi
diluar kondisi itu saya banyak mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga
dari pengabdian saya selama 45 hari di desa ini yang tidak pernah saya dapatkan
sebelumnya. Saya mendapatkan ilmu kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang
beragam karakter dan kalangan. Mulai berinteraksi dengan anak TK hingga
kakek/nenek. Kebetulan saya ditunjuk sebagai Koordinator Desa (KORDES) yang
tidak lain merupakan seorang Ketua dari kelompok KKN yang terbagi dari 10
mahasiswa terdiri dari 5 orang cowok dan 5 orang cewek. Disitu saya bersama
teman-teman seatap dan sepenanggungan sama-sama berjuang di desa orang yang
jauh dari kesan keramaian.
Seminggu berjalan
rasanya sangat lama dan pengen pulang aja. Kondisi air yang sangat sulit bahkan
hanya untuk mandi saja saya dan teman-teman pun kadang mencari sumber air dan
kerumah-kerumah warga yang mempunyai persediaan air yang cukup. Sulitnya
berkomunikasi via telpon seluler akibat tidak adanya sinyal membuat kehidupan
sebagai anak medsos masa kini jadi terasa kiamat. Selain itu kondisi cuaca yang
sangat dingin karena letak desa ini termasuk di dataran tinggi membuat kita
harus beradaptasi dengan kondisi cuaca. Tidur menggunakan selimut seadanya dan
sarung serta tidur dengan kondisi “ndusel-ndusel” satu sama lain membuat
kondisi hangat-hangat aja. Itulah salah satu nasib dan kenangan sebagai
mahasiswa yang tak akan pernah aku lupakan.
*PEJUANG MAP MERAH
Setelah pulang
dari KKN tepatnya Bulan Februari 2016 saya pun segera menyusun judul untuk
Skrispi yang akan saya susun. Kebetulan untuk program kekhususan yang saya tempuh
yakni Hukum Pidana menggunakan Putusan Pengadilan yang menjadi dasar kajian
yang nantinya dianalisisis sesuai peraturan perundang-undangan dan teori-teori
hukum. Nah untuk putusan pengadilan itu memang sudah saya berusaha mencari
semenjak sebelum KKN sambil saya coba analisis sedikit-sedikit hingga
selesainya KKN pun saya tinggal memantapkan dan mengajukan. Hingga akhirnya pun
dengan sekali menghadap Komisi Bimbingan Judul mengenai Tindak Pidana Narkotika
di setujui dan ditunjuk Dosen Pembimbing untuk membimbing skripsi saya. Disitulah
perjuangan dimulai,jreng..jreng..
Dikatakan pejuang
map merah karena memang kenyataannya mahasiswa yang menyusun skripsi membawa
map merah yang didalamnya skripsi mereka yang siap untuk dikonsultasikan ke
dosen pembimbing. Dosen Pembimbing Utama saya bernama Bu Endah. Pertama kali
bimbingan saya saya pun diberi shock therapy dengan dimarahi habis-habisan dan
seakan tidak ada benernya. Tapi itu yang saya ingat beliau memarahi saya untuk
yang pertama dan terakhir setelah itu saya dan beliau layaknya seperti ibu dan
anak. Sikap perhatiannya kepada saya tak jarang dia menelfon dan sms sebatas
menanyakan kabar skripsi dan juga memberi semangat dan dukungan moril di kala
akan menghadapi ujian proposal maupun sidang skripsi. Itulah yang sampai saat
ini saya akan selalu ingat beliau.
Praktis sebagai
pejuang map merah pun tidur selalu larut akibat sering mantengin layar laptop
dan jari menari di keyboard. Kebiasaan yang jarang banget main ke perpus jadi
sering banget main kesini sampai-sampai harus tanya dulu ke temen yang
pengalaman gimana prosedurnya jika minjem buku. Juga kebiasaan main-main ke
toko buku dan beli buku harus dilakukan saya sebagai pejuang map merah
sampai-sampai juga saya harus berangkat sendiri ke Surabaya mencari buku
incaran saya. Dua bulan berlalu tepatnya bulan Mei 2016 akhirnya saya ujian
proposal. Hasilnya Keputusan Penguji mengatakan Propsal saya bisa dilanjutkan ke
tahap Penulisan skripsi (Pembahasan).
Masa-Masa sebagai pejuang map merah dimana
masa-masa mahasiswa sering di PHP oleh
dosen pembimbing hanya sekedar bertemu dengan mereka untuk bimbingan. Ada macam-macam modelnya seperti ada yang sudah janjian
sebelumnya dari sebelum berangkat ke kampus, ada yang sudah janjian sebelumnya
ketika bimbingan pertemuan sebelumnya, dan yang terakhir pasrah menunggu
kedatangan dosen di kampus tanpa kejelasan dan kepastian bahkan hingga sore tiba.
Dan itulah yang saya lakukan,hehe.
Singkat cerita akhirnya setelah 4 bulan dari ujian
proposal tepatnya Bulan September 2016 saya disetujui untuk maju ke sidang
skripsi. Ujian terakhir sebagai mahasiswa untuk dapat menyandang gelar Sarjana.
Setelah sekitar hampir 2 jam akhirnya Penguji memutuskan saya lulus dan berhak menyandang
gelar Sarjana Hukum. Rasa haru pun saya rasakan ketika itu mengingat perjuangan
selama 4 tahun akhirnya selesai pada hari itu. Saya langsung menelfon kedua
orang tua dirumah yang mengantarkan saya hingga mencapai titik ini.
Dukungan,Semangat,dan Perhatian dari beliau saya bisa melewati masa ini.
*WISUDA
Setelah resmi
lulus tanggal 28 September 2016 saya pun langsung mengerjakan revisi yang perlu
di perbaiki hingga akhirnya melakukan bendel menjadi sebuah skrispi yang siap
baca. Hingga akhirnya setelah itu saya melakukan proses registrasi wisuda dan
akhirnya saya kebagian kuota wisuda pada Bulan Januari 2017. Berjarak 4 bulan
dari Bulan kelulusan skrispiku. Di masa itu oleh pihak kampus diberi Surat
Keterangan Lulus (SKL) untuk kepentingan administrasi sebagai pengganti ijazah
sementara.
Akhirnya tiba lah
di Bulan Januari 2017. Terdapat 2 seremoni pada saat itu yaitu pada tanggal 26
Januari acara Yudisium Fakultas Hukum. Dimana Pimpinan Dekanat Fakultas Hukum
secara resmi melepas Yudisi untuk menjadi Alumni Fakultas Hukum. Kesan dan Pesan
disampaikan oleh Dekan Fakultas Hukum salah satunya “ Jadilah orang yang
berguna dan bermanfaat untuk orang banyak di masyarakat nanti”. Akhirnya secara
resmi saya keluar dari Fakultas Hukum Universitas Jember pada saat itu.
Hari yang dinanti
pun tiba. Tepatnya tanggal 29 Januari 2017. Ya, hari itu merupakan Wisuda Universitas
Jember Periode III Tahun Akademik 2016/2017. Dan saya termasuk wisudawan di
dalamnya disitu. Pagi itu saya berangkat ke tempat yang telah di tentukan
sebagai titik berkumpulnya wisudawan yang nantinya akan diarak masuk menuju Gedung
Soetardjo tempat wisuda berlangsung. Dengan pakaian toga hasil dari perjuangan
selama 4 tahun bergelut dengan perkuliahan perasaan campur aduk antara bahagia
dan sedih lantaran harus meninggalkan kampus tercinta dan kehidupannya serta
harus terpisah dengan teman-teman seperjuangan. Rektor Universitas Jember secara resmi mengukuhkan
sekitar 800 wisudawan dan melepasnya menjadi Alumni Universitas Jember dan saya
pun resmi menjadi Alumni Universitas Jember dan resmi keluar dari Universitas
Jember. Akhirnya setelah sekitar 6 jam
berlangsung acara pun selesai dan ditutup.
Berjalan keluar menuju halaman gedung Soetardjo saya pun langsung menuju dan
mencari Ayah dan Ibu yang sudah menanti diluar. Rasa haru tak terbendung dari
mereka bahkan sampai sesekali meneteskan air mata melihat anaknya meraih gelar
sarjana. Teman-teman pun berdatangan mengabadikan momen ini. Dan pada hari itu
saya pun resmi juga menyandang gelar pengangguran,hehe. Dan teruntuk Mahasiswa
Fakultas Hukum khusunya angkatan tahun 2012 semoga kalian juga mengingat momen
ini, merasakan pahit manisnya kehidupan kampus menjadi seorang mahasiswa. Dan
semoga kesuksesan segera mengampiri kalian. Amin...
Bondowoso, 15 Mei 2017
IQBAL BIMA PRAKOSO
Komentar
Posting Komentar