Postingan

KALO BAPAK KAMU BUKAN DIREKTUR ATAU PEJABAT KUDU BACA INI

Gambar
*tulisan ini saya kutip dari blog maulasam.id Efek buruk mahasiswa suka makan mie instant:  setelah lulus mereka mikirnya bisa dapet kerja dan sukses dengan instant juga.  Survey, 9 dari 10 mahasiswa masih beranggapan kalo setelah lulus bisa langsung dapet kerja. Wow, ini naif banget sih. Kalo gak segera dibuka ‘mata hati’-nya, pas menjelang lulus nanti, kamu akan sangat kaget dan, “ Abis wisuda, gue bingung harus gimana. “, ujungnya jadi sarjana pengangguran. Ini pengalaman kerja gue setelah wisuda, dan kalo Bapak kamu bukan direktur, pejabat PNS, atau punya perusahaan keluarga. Kamu kudu baca ini!  Level-level sarjana pengangguran menurut bulan Setelah dinyatakan lulus dengan SKL, gue perlu nunggu 6 bulan untuk pekerjaan pertama gue. Menuju 6 bulan itu, orang tua nanya mulu. “Sam, kapan kerja?” “Oh, mungkin 6 bulan lagi, Ma.” “Lama amat? Itu nganggur?” “Nggak, liburan setelah wisuda.” “Program dari kampus?” “I.. iya Ma, iya.” “Oh, lama juga ya? Yaudah deh.” “Iya, s

BINGUNG SETELAH WISUDA

Gambar
Pas semester satu semangat bisa kuliah. Pas semester kedua, mulai ngayal nanti lulus mau kerja di sini dan di situ. Pas semester ketiga, mulai mikir salah jurusan. Pas semester keempat pasrah, yang penting bisa lulus. Pas semester kelima, mulai mikir bosen idup . Banyak adek angkatan yang ngeyel kalo dibilangin, anaknya sih pinter, tapi batu. Hal itu bisa dimaklumi, emang biasanya anak pintar itu merasa serba tau, makanya ngeyel. Mengingatkan aku yang dulu: karena pede dengan nilai kuliah yang lumayan walaupun ga gede-gede amat, yakin betul bakal aman di masa depan. Banyak adek angkatan yang kalo dibilangi “Udah, jangan terlalu stress sama kuliah, jadi anak jangan kelewat pinter.”, dia emosi sambil bilang, “Justru kuliah kudu bener kak, Biar IPK bagus, gampang nyari kerja.”, jawabnya ketus. “Yaudah, ntar kamu juga tau maksud aku.” Dan alhasil, di tingkat akhirnya dia mengangguk mengiyakan, apa yang aku bilang ternyata benar Terlalu yakin bahwa nilai kuliah yan

SEMUA SUDAH DIATUR

* Tulisan ini saya kutip dari blog maulasam.id  Beberapa hari lalu gue ngisi materi di kampus, biasa… tentang motivasi pasca kampus, dan motivasi buat adek-adek kelas yang baru masuk. “Buat kamu yang mau skrispi; skripsi gausah bagus-bagus, yang penting cepet lulus!” “Buat kamu yang mau kuliah… kuliah 4, 5 tahun, wisudanya cuma 1 hari. Gak guna! Pulang aja!”, “HAHAHAHA.”, mereka pada ketawa, sedangkan dosen udah siap ngelempar gue pake bangku. Acara itu lebih banyak gue isi dengan cerita-cerita, walau gue udah siapin materi yang gue buat pas subuh tadi, cuma 10 menit langsung jadi slidenya, cuma 10 slide, isinya 1-2 kata doang. Mereka-mereka (audience) menganggap gue udah sukses bukan main, penulis buku best seller, bukunya difilmin, wirausaha juga, omzet ratusan juta, karyawan puluhan, udah bisa beli ini dan itu. Gue jadi sosok tauladan mereka gitu lah, ehem. Cuma pada kesempatan kemarin, bukan hal itu yang gue angkat. Sejujurnya beberapa bulan ini gue lagi dalam

CATATAN AKHIR KULIAHKU

CATATAN AKHIR KULIAHKU                 Tak terbantahkan lagi bahwasanya saat ini pendidikan tinggi seperti merupakan keharusan bagi setiap orang untuk mengenyamnya. Setelah pemerintah mewajibkan pendidikan dasar 12 tahun dari yang semula 9 tahun. Maka dari itu setiap orang tua maupun anak ingin mengenyam pendidikan lebih dari itu yaitu meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi. Setiap orang tua maupun anak tentu menginginkan gelar sarjana maupun magister dan jenjang-jenjang lain diatasnya. Maka dari itu mereka mempersiapkan jauh-jauh hari untuk itu baik dari segi akademis,mental,bahkan finansial.                 Sebagai anak yang dibesarkan dari keluarga yang tidak berasal dari pendidikan tinggi saya juga merasa tidak ada niatan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi setelah lulus SMA. Karena sejak saya remaja saya mempunyai cita-cita sebagai seorang polisi. Dengan itu saya berfikiran setelah lulus SMA saya akan mengikuti tes seleksi calon bintara Polri. Segala persiapan pu

TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI KRIMINOLOGI

TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI KRIMINOLOGI Permasalahan korupsi yang melanda negeri ini bagaikan sebuah penyakit yang tidak akan pernah sembuh. Berbagai fakta dan kenyataan yang diungkapkan oleh media seolah-olah merepresentasikan jati diri bangsa yang dapat dilihat dari budaya korupsi yang telah menjadi hal yang biasa bagi semua kalangan, mulai dari bawah hingga kaum elit. Korupsi sebenarnya hanya beda tipis dengan aktivitas kejahatan lain seperti mencuri, mencopet, merampok dan sebagainya. Mencuri, mencopet, merampok dan korupsi adalah kegiatan yang sama-sama memiliki tujuan mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak miliknya. Bedanya yang pertama terletak pada subjek pelaku. Korupsi biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih. Tempat kegiatannya eksklusif melalui kantor, bank, rekening dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan orang-orang berpendidikan tinggi. Korupsi biasanya dilakukan dalam jumlah skala uang yang cukup besar. Dan dampak da