AREMA DAN TIMNAS
Oleh : Iqbal Bima Prakoso
Tentu kita masih ingat akan kejaaan timnas senior kita diajang Piala AFF 2010 lalu. Walaupun kita hanya berhasil duduk di podium nomor dua tapi timnas kita pada saat itu berhasil menyajikan permainanan yang memukau yang mampu menarik hati jutaan masyarakat tanah air. Jutaan pasang mata juga tak ketinggalan selalu hadir mendukung tim kebanggan berlaga di SUGBK bahkan ketika timnas away ke Malaysia pun sang pemain kedua belas berada di belakangnya. Itu juga merupakan momentum kebangkitan sepakbola kita setelah 5 tahun terakhir sebelum itu timnas kita seakan "lesu" akan prestasi. Timnas kita juga sebelum itu hanya dihuni pemain itu-itu saja dan permainannya pun itu itu saja.
Berangkat dari kondisi pada saat itu PSSI menunjuk pelatih asing asal Austria bernama Alfred Riedl. Pelatih yang telah malang melintang di kawasan Asia Tenggara setelah sebelumnya pernah membesut timnas Vietnam dan Laos. Publik pun seakan tak percaya akan kemampuan Riedl karena prestasi yang ia torehkan tak ada yang istimewa sebelumnya, yang membuat PSSI kagum hanyalah ketika Timnas U-23 kita ditaklukkan Laos dalam ajang Sea Games 2009 yang kala itu Riedl-lah pelatih timnas Laos.
Begitu ditunjuk sebagai pelatih timnas Riedl pun bergerak cepat kala itu dalam persiapan timnas mengahadapi ajang AFF. Dan pada saat itu juga di kompetisi sepakbola pada saat itu (ISL) tim asal Malang Arema Indonesia berhasil keluar sebagai kampiun. Dibawah tangan dingin pelatih asal Belanda Robert Rene Albert saat itu komposisi pemain Arema sangat mumpuni dengan kalaborasi pemain muda lokal dikombinasikan dengan talenta asing yang cukup baik. Hingga muncul jenderal lapangan tengah Arema pada saat itu bernama Ahmad 'Cimot' Bustomi'. Ternyata muara kesuksesan Arema berlanjut ke Timnas pada saat itu. Pemain pemain Arema macam Kurnia Meiga,Zulkifli Syukur,Purwaka Yudhi,Benny Wahyudi,Ahmad Bustomi,hingga M. Fakhrudin dipanggil Riedl untuk mengikuti ajang seleksi Tim Nasional. Walaupun akhirnya hanya empat pemain yang lolos seleksi. Disitu kedua pemain yakni Zulkifly Syukur dan Ahmad Bustomi mengisi posisi inti Tim Nasional dan merupakan elemen penting di posisinya masing masing.
Nah, jika kita melihat kondisi yang terjadi saat ini tentu kita teringat empat tahun yang lalu. Saat ini hingga jeda paruh musim Arema berhasil menduduki posisi puncak klasemen Wilayah Barat ISL 2014. Arema berhasil menyabet gelar juara paruh musim. Artinya dalam separuh perjalanan kompetisi ini Arema berhasil bermain dengan cukup konsisten. Jika kita ketahui lagi komposisi pemain Arema saat ini tak ubahnya empat tahun yang lalu,dimana tim Singo Edan ini memadukan pemain muda lokal ditambah pemain asing yang cukup baik. Dengan kembalinya jenderal lapangan tengah timnas plus kapten mereka Ahmad Bustomi ke Malang setelah sebelumnya bermain bersama tim Mitra Kukar menambah sangat kental aroma nostalgia empat tahun lalu. Saat ini di kubu Arema terdapat pemain pemain potensial semacam Kurnia Meiga,Benny Wahyudi,Johan Alfarizi,Juan Revi Auriqto,I Gede Sukadana, Samsul Arif Munip, Irsyad Maulana hingga pemain Naturalisasi Christian Gonzalez.
Nah,yang terjadi tim Nasional juga sama seperti empat tahun lalu.Dimana Alfred Riedl kembali datang setelah sebelumnya dipecat PSSI. Kedatangan Riedl sebagai juru taktik Timnas justru bertepatan dengan kejayaan Arema seperti empat tahun lalu. Apakah yang terjadi empat tahun lalu akan terulang beberapa bulan ke depan? Dimana Arema keluar sebagai kampiun ISL dan Timnas berjaya di AFF dengan pemain pemain Arema? Jawabannya kita tunggu hingga peluit akhir berbunyi.
Komentar
Posting Komentar